Rabu, 08 September 2010

Membandingkan-Cinta Allah-dgn Cinta Manusia/Harta. Menggapai-Cinta Allah.


Assalamualaikum wr.wb.

Katakanlah: "jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. Q-S At-Taubah Ayat: 24
Jika seorang manusia sedang jatuh cinta kepada sesuatu atau pasangannya (kekasihnya). Itu adalah nafsu. Kalau tidak dikendalikan, akan membawa manusia ke jalan syetan. Ada beberapa tanda-tanda yang dirasakan, yaitu:
1. Hatinya merasa memiliki dan merasakan getaran cinta (Untuk pasangannya).
2. Badannya juga merasakan getaran. Yaitu getaran rindu (untuk pasangannya).
3. Fikirannya terbayang berjuta khayalan dan keindahan.
Jika seorang manusia sedang jatuh cinta kepada Allah ( KEKASIH_nya). Itu adalah iman. Yang membuat manusia hidup selalu dalam ketenangan (nafsul mutmainnah). Ada beberapa tanda-tanda yang dirasakan, yaitu:
1. Hatinya juga merasakan getaran cinta.
2.Badannya merasakan getaran. Yaitu gataran iman.
3. Fikirannya tiada khayalan dan bayangan keindahan duniawi.

Muslimin wal Muslimat yang dirahmati Allah. Pada artikel ini penulis akan membahas kedua perbedaan di atas.

Bila manusia mencintai "sesuatu" (harta dan manusia), Itu adalah fitrah. Fitrah ini adalah hawa nafsu yang diberikan oleh Allah kepada mahluknya (Q-S Ali Imran ayat 14), yaitu manusia atau hewan. Hanya saja perbedaanya, jika manusia diberikan akal, namun hewan tidak. Perasaan cinta terhadap "sesuatu" ini datang dengan sendirinya. Tidak seperti rasa cinta terhadap Allah, yaitu harus dicari baru kita bisa mendapatkannya. Bila manusia mencintai "sesuatu" katakanlah itu harta benda, maka manusia biasanya lupa dengan Tuhannya, sehingga menyebabkan manusia terjerumus ke jalan syetan seperti, merasa memiliki (sombong), merendahkan orang lain, lalai atau lupa beribadah, dll. Contoh lainnya, bila manusia mencintai seseorang, katakanlah itu keluarganya atau pasangannya. Maka akan timbul perasaan rindu, cemburu, buruk sangka dll. Semua perasaan ini adalah nafsu, biasanya akan berujung pada emosi. Sifat syetan juga namanya. Semua perasaan ini apabila tidak disadari oleh manusia, maka akan membuat manusia terlena ke dalam kenikmatan dan keindahan duniawi yang menyebabkan manusia lupa terhadap Tuhannya. Allah Robbul Aalamiin.

Bila manusia mencintai Allah, Rasulullah dan jihad fii sabilillah itu adalah iman. Berbeda dengan hawa nafsu. Iman atau Hidayah itu tidak datang dengan sendirinya seperti hawa nafsu. Tapi harus dicari, manusia baru bisa mendapatkannya. Sama dengan mencari rejeki. Biasanya ini melalui proses yang panjang dan berliku. Ketika manusia jatuh cinta kepada Allah, maka yang dirasakan manusia di dalam hati adalah getaran cinta, dalam badannya terasa getaran iman, dalam fikirannya tiada bayangan khayalan dan keindahan duniawi. Semua perasaan ini baru bisa didapat setelah manusia banyak melakukan amalan-amalan sunnah Rosulullah ﷺ , terutama sholat, membaca Al-Quran dan Dzikrullah lainnya. Waktu yang lebih utama adalah tengah malam.

Bagaimanakah wujud hati yang merasakan getaran cinta dan badan merasakan getaran iman kepada Allah dan Rasulnya ?..... Dan bagaimana pula fikiran manusia bisa tanpa khayalan ?..... Untuk lebih jelasnya silahkan anda buka RAHASIA DI BALIK DAHSYATNYA SURAT AL-ANFAL AYAT 2.

Jika manusia lebih mencintai "sesuatu" (harta benda dan manusia) dari pada PEMILIK-nya (pemilik harta dan manusia sesungguhnya itu adalah Allah). Maka rasa cinta (hawa nafsu) itu bisa menutupi iman manusia. Artinya manusia akan sulit mengendalikan nafsunya, karena telah diperbudak oleh "sesuatu" atau nafsu. Sebab, jika pada saat sang PEMILIK sesungguhnya (Allah) mengambil "sesuatu" dari manusia (kehilangan), maka manusia akan merasakan kehilangan, kepedihan dan sakit hati (penyakit hati) yang mendalam. Pada saat itulah timbul sifat-sifat syetan yang menutupi iman yaitu emosi, frustasi, depresi, bahkan sampai bunuh diri.

Jika manusia lebih mencintai Allah dari pada "sesuatu" (harta benda dan manusia). Maka rasa cinta itu bisa menutupi nafsu manusia. Artinya bukan kehilangan nafsu, tetapi manusia bisa dengan sangat mudah mengendalikan nafsu. Sebab pada saat PEMILIK yang sesungguhnya (Allah) mengambil "sesuatu" dari manusia (kehilangan). Maka manusia tidak akan merasakan kepedihan, sakit hati (penyakit hati) dan kehilangan. Yang dirasakan adalah ikhlas, sabar dan tawakkal. Jelas ia tidak merasakan sakit hati dan kehilangan . Karena pada hakikatnya semua yang diambil itu adalah milik-NYA. Bukan milik manusia. Karena ia lebih mencintai PEMILIK-nya dari pada "sesuatu".

Para pembaca yang dirahmati Allah. Dari tulisan di atas terungkap jelas bahwa kebanyakan manusia lebih mencintai harta benda dan manusia dari pada cinta kepada Allah,  Rasulullah ﷺ dan jihad fii sabilillah. Padahal seharusnya manusia lebih mencintai Allah, Rasul dan jihad fii sabilillah dari .pada cinta kepada sesuatu apapun. Jika manusia lebih mencintai Allah dari pada "sesuatu apapun". Sudah pasti manusia mencintai sesamanya. Tetapi jika manusia lebih mencintai "sesuatu yang lain dari pada Allah", belum tentu manusia mencintai Allah. Malah biasanya manusia itu lupa kepada Allah.

Sulit memang untuk tidak merasakan sakit, pedih dan kehilangan ketika manusia diuji. Sulit memang untuk mengikhlaskannya. Tapi bagi hamba Allah yang rajin melakukan amalan-amalan sunnah tidaklah sulit. Secara otomatis perasaan pedih hanya sedikit yang dirasakan. Bahkan bagi orang-orang yang sangat rajin melakukan amalan-amalan sunnah pada tengah malam yaitu sholat malam (Tahajjud) dan Dzikrullah lainnya. Tidak merasakan sakit dan pedih. Semakin banyak manusia melakukan amalan-amalan sunnah, maka semakin tidak terasa pedih ketika mendapatkan ujian. Sebaliknya, semakin jarang melakukan amalan-amalan sunnah, maka semakin terasa kepedihannya. Bagi anda yang merasa sulit untuk menghilangkan rasa kesal, pedih dan sakit hati ketika mendapatkan ujian, Anda akan dipandu di sini agar mudah untuk mengikhlaskannya.

Hamba Allah yang mulia. Anda tidak perlu menjadi seorang sufi atau ahli tasauf, dan tidak juga perlu menuntut ilmu sampai berada pada tingkatan ma'rifat untuk bisa mencintai Allah melebihi dari segalanya. Karena untuk mencapai semua itu sangatlah sulit. Tapi cukup berada pada tingkatan taubat-pun anda pasti bisa. Syaratnya, dibuka dulu link di atas, dibaca dan diamalkan secara berkelanjutan.

Muslimin wal Muslimat. Sekian dulu ya?.....Semoga tulisan ini bermanfaat bagi anda.

Wassalam.



technorati code:
78ZSUBKZVZJZ

12 komentar:

Unknown mengatakan...

Subhanallah,,,,,,,,,,,,,,,I LOVE YOU ALLAH FOREVER>>>>>>>

Anonim mengatakan...

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّالْعَالَمِين ini sangat bermanfaat sekali bagi saya terima kasih

Unknown mengatakan...

Subhanallah:')

Unknown mengatakan...

Ya "ALLAH" Ya TUHAN hamba....!? Smoga engkau mengizinkan hamba utk berusaha agar bisa dapat mencontoh & melaksanakan amalan2 sunnah "NABI MUHAMMAD SAW"...., AMIN YA RABB ALAMIN.....!!!

Unknown mengatakan...

Alhmdlh..tenang hati rasax.subhanallah.laaaillahaillallah.ya rob. Yg maha agung.sang pemilik arsy.

Abdurrahim, S.Pd mengatakan...

mohon izin saya copy yah..

Unknown mengatakan...

Sangat bermanfaat.

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum. ..terimah kasih atas segala apa yang ferry mulyadi ceritakan...semoga mencucur rahmat keatas kamu..amin ya robbal alamin

Unknown mengatakan...

subhanallah...

Unknown mengatakan...

Allahu akbar...

Arsanblogger mengatakan...

subhanaallah,,,,

Arsanblogger mengatakan...

subhanaallah...